Silahkan Tinggalkan Pesan

Pengolahan Limbah

Pengolahan Limbah dengan Bioremediasi

Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau proses produksi, termasuk di sini limbah B3.
Limbah dapat dibedakan berdasarkan nilai ekonomisnya dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu :
1. limbah yang memiliki nilai ekonomis limbah yang dengan proses lebih lanjut/diolah dapat memberikan nilai tambah. Contohnya : limbah dari pabrik gula yaitu tetes, dapat dipakai sebagai bahan baku pabrik alkohol, ampas tebunya dapat dijadikan bubur pulp dan dipakai untuk pabrik kertas. Limbah pabrik tahu masih banyak mengandung protein dapat dimanfaatkan sebagai media untuk pertumbuhan mikroba misalnya untuk produksi Protein Sel Tunggal/PST atau untuk alga, misalnya Chlorella sp.

2. limbah non ekonomis limbah yang tidak akan memberikan nilai tambah walaupun sudah diolah, pengolahan limbah ini sifatnya untuk mempermudah sistem pembuangan. Contohnya:limbah pabrik tekstil yang biasanya terutama berupa zat-zat pewarna

Berdasarkan sifatnya limbah dapat dibedakan menjadi :
1. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses pengolahan. Contohnya : limbah dari pabrik tapioka yang berupa onggok, limbah dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik pengalengan jamur, limbah dari industri pengolahan unggas, dan lain-lain. Limbah padat dibagi 2, yaitu :
a. dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok, .
b. tidak dapat didegradasi contoh plastik, kaca, tekstil, potongan logam.

2. Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
Contohnya antara lain : Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung protein, limbah
dari industri pengolahan susu.

3. Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud gas/asap.
Contohnya : limbah dari pabrik semen Proses Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan cara :
a. Proses pengolahan secara aerobik :
Prinsip pengolahan secara aerobik adalah menguraikan secara sempurna senyawa organik yang
berasal dari buangan di dalam periode waktu yang relatif singkat. Penguraian dilakukan terutama
dilakukan oleh bakteri dan hal ini dipengaruhi oleh :
1. jumlah sumber nutrien
2. jumlah oksigen

Contoh dari proses pengolahan limbah secara aerobik antara lain :
- Lumpur aktif (Activated Sludge)
Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu nampak kehadirannya di dalam setiap tahap
pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik yang kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun
kehidupan mikroorganisme

- Saringan trickling (Trickling Filter)
Merupakan suatu bejana yang tersusun oleh lapisan materi kasar, keras dan kedap air.
Kegunaannya untuk mengolah air buangan dengan mekanisme aliran air yang jatuh dan mengalir
perlahan-lahan melalui lapisan batu untuk kemudian disaring.
Saringan trickling memiliki 3 sistem utama yaitu:
1. Distributor
2. Pengolahan
3. Pengumpul

- Kolam oksidasi/stabilisasi (Oxidation Ponds)
Kolam ini tidak memerlukan biaya yang mahal. Terdapat beberapa kolam yang utama digunakan
yaitu kolam fakultatif, kolam maturasi, dan kolam anaerob.
kelebihan kolam ini :
(a) Beban BOD pada kadar rendah dapat menghasilkan kualitas efluen sehingga 97 %.
(b) Alga yang hidup dalam kolam mempunyai potensi sebagai sumber protein yang tinggi dan dapat
digunakan untuk perikanan. Ikan dapat dibiakkan dalam kolam maturasi.
(c) Kolam pengoksidaan juga dapat digunakan untuk mengolah air sisa industri dan air yang mengandung logam berat.
(d) Pengoperasiannya mudah. Kebutuhan pengoperasiannya minimum.
Kekurangan kolam pengoksidaan seperti berikut:
(a) Kolam pengoksidaan ini untuk mengalirkan efluen dengan kepekatan suspended solis (SS) dan BOD yang tinggi
(b) Pengeluaran bau yang busuk mengganggu penduduk yang tinggal di sekitar kolam ini. Hal ini terjadi jika tidak ada cahaya matahari (ketika hujan dan waktu malam).
(c) Untuk membuat kolam pengoksidaan diperlukan kawasan yang luas jika dibandingkan dengan
sistem konvensional yang lain. Sehingga tidak sesuai jika dibuat di kawasan yang tanahnya mahal.
- Pencernaan aerobik
- Parit oksidasi (Oxidation Ditch)
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, axidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu
efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.
Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%).
- Karusel
- Perabukan Cairan
Merupakan suatu proses penanganan limbah organik yang pekat secara aerobik dimana energi yang
berasal dari oksidasi limbah dilakukan oleh mikroorganisme dihasilkan pada suhu operasi yang dinaikkan. Naiknya suhu akan menyebabkan : kekentalan padatan total tertinggi menurun (di bawah kondisi aerob), meningkatkan laju reaksi oleh mikroorganisme dan membantu menghasilkan stabilitas bahan organik yang cepat dan detuksi patogen. Keberhasilan proses perabukan cairan ditentukan oleh aerob yang dapat memindahkan oksigen yang cukup untuk memnuhi kebutuhan oksigen dari campuran cairan yang pekat.
Proses ini digunakan pada rabuk sapi, babi dan susu.

- Kontraktor biologik berputar (rotating biological contractor)
Analog dengan rotating trickling filter/penyaring menetes berputar. Digunakan antara lain untuk menangani limbah kota, air limbah yang berasal dari industri pengemasan daging, susu dan keju, minuman keras dan anggur, produksi babi dan unggas, pengolahan sayuran dan indutri perekat dan kertas.

b. Proses pengolahan secara anaerobik
Proses pengolahan secara anaerobik terjadi disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme pada saat tidak ada oksigen bebas. Senyawa berbentuk anorganik atau organik pekat yang umumnya berasal dari industri sukar atau lambat sekali untuk diolah secara aerobik, maka pengolahan dilakukan secara anaerobik. Hasil akhir pengolahan secara anaerobik adalah CO2 dan CH4. Tahapan yang terjadi dalam
proses anaerobik adalah :
1. fermentasi dalam stadia asam
2. regressi dalam stadia asam
3. fermentasi dalam stadia basa
Prinsip proses pengolahan secara anaerobik adalah menghilangkan atau mendegradasi bahan karbon
organik dalam limbah cair atau sludge. Keuntungan proses secara anaerobik adalah tidak membutuhkan energi untuk aerasi, lumpur atau sludge yang dihasilkan sedikit, polutan yang berupa bahan organik (misalnya : polisakarida, protein dan lemak) hampir semuanya dikonversi ke bentuk gas metan (biogas) yang memiliki nilai kalor cukup tinggi. Sedangkan kelemahan proses pengolahan cara anaerobik adalah pada kemampuan pertumbuhan bakteri metan yang sangat rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang antara dua sampai lima hari untuk penggandaannya, sehingga diperlukan reaktor yang bervolume cukup besar.

Proses degradasi dalam pengolahan secara anaerobik tersebut dibagi dalam beberapa tahap :
• Hidrolisi molekul organik polimer .
• Fermentasi gula dan asam amino.
• B – oksidasi anaerobik asam lemak rantai panjang dan alkohol.
• Oksidasi anaerobik produk antara seperti asam lemak (kecuali asam asetat).
• Dekarboksilasi asam asetat menjadi metan.
• Oksidasi hidrogen menjadi metan.

Kecepatan degradasi biopolimer tergantung pada jumlah jenis bakteri yang ada dalam reaktor, efisiensi dalam mengubah substrat dengan kondisi-kondisi waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH di dalam bioreaktor. Jika substrat yang mudah larut dominan, reaksi substrat dengan kondisi seperti waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH yang terjadi di dalam bioreaktor maka reaksi kecepatan terbatas, akan cenderung membentuk metan dari asam asetat dan dari asam lemak dengan kondisi stabil atau steady state. Faktor lain yang mempengaruhi proses antara lain waktu tinggal atau lamanya substrat berada dalam suatu reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai supernatan atau digested sludge (efluen). Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu generasi metan sendiri, supaya mikroorganisme didalam reaktor tidak keluar dari reaktor atau wash out.
Penanganan limbah secara anaerobik ada 4 jenis proses, yaitu :
- Cara Konvensional
- Proses Dua Tahap
- Proses Dua Tahap dengan Daur Ulang Padatan
- Proses Menggunakan Saringan Anaerobik (Loehr, 1977)
Contoh pengolahan secara aerobik antara lain : lagun anaerobik, digester dan filter anaerobik.

Bioremediasi

Bioremediasi merupakan suatu teknologi inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi teknologi alternatif dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan di Indonesia. Bioremediasi ini teknik penanganan limbah atau pemulihan lingkungan, dengan biaya operasi yang relatif murah, serta ramah dan aman bagi lingkungan.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah yang tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian diberi perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ dapat berlangsung lebih cepat, mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan bioremediasi in-situ.

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dlm bioremediasi:
1. stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb
2. inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
3. penerapan immobilized enzymes
4. penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
Bioremediasi ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain proses bisa lebih cepat dan mudah untuk dikontrol, mampu meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
Proses bioremediasi harus memperhatikan antara lain temperatur tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen.

- Proses bioremediasi

Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang tercemar minyak bumi. Yang pertama dilakukan adalah mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi.

Wilayat

Wilayat
Tidak ada satu titik keraguan bahwa orang yang memiliki wilayah Ahlulbait as berhak mendapatkan keselamatan. Sesungguhnya ia akan bersama pada nabi as dan imam maksum as. Imam Ridha as berkata, “Allah akan menghimpun syi’ah-syi’ah kami pada hari pengadilan dalam suatu kondisi sedemikian sehingga wajah-wajah mereka kemilau dengan cahaya. Argumen-argumennya menjadi nyata dan hujahnya jelas di depan Allah. Adalah wajib bagi Allah untuk menghimpunkan syi’ah-syi’ah kami dengan para nabi, para syahid, dan orang-orang yang benar pada hari keputusan. Orang-orang ini adalah sebaik-baik pengikut.” (Bihar al-Anwar)
Pengertian Wilayah
Tertulis dalam kitab Majma al-Bahrayn sehubungan dengan pengertian kata ‘wilayah’: ‘Wilayah adalah kecintaan kepada Ahlulbait as, konsekuensi alamiah dari kecintaan itu adalah mengikuti mereka dalam masalah-masalah keagamaan, memenuhi kewajiban-kewajiban yang disematkan kepada kita dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Wilayat adalah melangkah di atas jejak-jejak kaki Ahlulbait as, mengikuti cara-cara mereka dalam perbuatan, perilaku, dan perkataan.”
Dengan demikian, wilayah artinya kecintaan dan ketaatan. Pengertian ini didukung oleh sebuah hadis dari Imam Muhammad Baqir as dimana Imam as telah mengaitkan cinta dengan ketaatan.
Wilayah Ali adalah Benteng Allah yang Kuat
Hadis yang menguraikan konsep ini ditemukan dalam hadis Silsilat adz-Dzahab (Silsilah Emas). Diriwayatkan oleh Imam Ridha dari Imam Jafar sebagai berikut: “Allah berfirman, ‘Wilayah Ali bin Abi Thalib adalah benteng-Ku. Maka barangsiapa yang memasuki benteng-Ku ia aman dari murka-Ku.” (‘Uyun al-Akhbar ar-Ridha)
Tak syak lagi, memasuki wilayah Ahlulbait yang maksum berarti berlindung kepada Ahlulbait, menjauhi semua perbuatan haram dan menjauhi musuh-musuh mereka. Kata “tahassum” bermakna “berlindung pada benteng yang kokoh” dan itu juga berarti bahwa perlindungan itu bukan hanya fisik namun dalam bentuk moral (secara ruhani) juga. Karena itu, ia adala perintah untuk berlindung kepada pribadi-pribadi agung ini dan mengikuti teladan-teladan mulia mereka dalam semua sisi baik ucapan maupun perbuatan. Ringkasnya, orang yang mengikuti mereka sesungguhnya telah berlindung pada benteng mereka.
Pengakuan Lisan yang Tidak Disertai dengan Perbuatan Tidaklah Cukup
Setelah menguraikan sifat-sifat Syi’ah, Imam Muhammad Baqir berkata, “Wahai Jabir, apakah cukup bagi orang dengan mengatakan ‘Saya mencintai Ali dan saya telah mencapai wilayah-nya’, sementara ia tidak beramal atasnya?’”
“Jika seseorang berkata, “Sesungguhnya aku mencintai Nabi saw karena ia lebih utama daripada Ali dan aku adalah syi’ah Muhammad’, tetapi dengan klaim ini ia tidak mengikuti Ahlulbait as yang justru diperintahkan oleh Nabi saw untuk mengikuti mereka, maka kecintaan itu tidak ada manfaatnya. Yang mengejutkan bahkan setelah mengakui mencintai Nabi saw mereka tidak mengikuti Ahlulbaitnya as. Sungguh, semata-mata mengklaim cinta tidaklah cukup.”
Keberhasilan Hanya Melalui Amal Perbuatan
Hadis itu selanjutnya menuturkan, “Wahai Jabir, kedekatan kepada Allah tidak dapat dicapai tanpa ketaatan kepada-Nya. Ketika pengikut (syi’ah) kami tidak melakukan ketaatan dan amal (atas pengakuan mereka), maka kami tidak punya kewenangan untuk membebaskan mereka dari neraka. Pengakuan lisan semata seperti, “Saya Syi’ah”, bukan hujah yang cukup bagi Allah. (Artinya, apabila Allah berkehendak, Dia bisa memasukkannya ke dalam siksa. Allah tidak menjanjikan memberikan keselamatan atas para pengaku Syi’ah. Kriteria (mendapatkan keselamatan) adalah kepatuhan dan amal saleh). Maka, wali (kekasih) kami hanyalah orang yang menaati Allah dan musuh kami adalah orang yang berbuat dosa. Wilayah kami tidak dapat diraih kecuali dengan ketakwaan dan amal saleh.”